Real Time

Welcome to my personal website:"pojokilmu.net". Informasi Akurat Seputar Pendidikan, Pembelajaran dan Akuntansi....!!!!

Selasa, 22 Januari 2019

Memahami Buku Besar (General Ledger) Perusahaan

Oleh: Winarto, S.Pd.M.Pd.
Objek akuntansi adalah transaksi bisnis yang terjadi dalam suatu organisasi atau badan usaha. Transaksi bisnis ini merupakan aktivitas perusahaan yang mengakibatkan perubahan pada harta utang ataupun modal. Untuk mencatat kejadian tersebut, maka diperlukan media pencatatan yang dinamakan akun (account). Kumpulan dari akun-akun yang saling berhubungan digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dinamakan ’BUKU BESAR”.
Dari informasi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa buku besar adalah sebagai alat yang digunakan untuk mencatat perubahan-perubahan yang tejadi pada suatu akun yang disebabkan karena adanya transaksi keuangan. Buku besar berisi perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan pada aktiva, kewajiban dan atau modal suatu perusahaan.
Pencatatan data buku besar dinamakan posting. Posting tersebut  merupakan suatu proses memindahkan data dari buku jurnal ke buku besar. Bagaimana langkah posting tersebut??? Berikut ini merupakan langkah yang harus dilakukan dalam proses posting dari jurnal ke buku besar adalah seperti berikut.
1.    Yang pertama adalah pindahkan tanggal kejadian yang ada pada jurnal ke kolom tanggal di buku besar yang bersangkutan.
2.  Pindah jumlah debet ataupun jumlah kredit ke kolom debet dan kredit pada buku besar yang bersangkutan.
3.     Catat nomor halaman jurnal (ref) ke kolom referensi/ref buku besar yang bersangkutan
4.     Penjelasan atau keterangan singkat di kolom keterangan pada jurnal bisa dipindahkan sama juga di buku besar.

Fungsi Akun Buku Besar
Penyelenggaraan buku besar pada perusahaan berfungsi sebagai berikut:
1.     Sebagai alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal (umum).
2.     Sebagai alat untuk menggolongkan data keuangan serta dapat untuk mengetahui jumlah atau keadaan rekening (akun) yang sebenarnya apakah ada perbedaan atau tidak.
3.     Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada atau telah dicatat dalam jurnal.
4.     Sebagai bahan atau informasi untuk menyusun laporan keuangan.

Bentuk Akun Buku Besar Perusahaan
Akun Dua Kolom (T account)
Bentuk akun yang paling sederhana adalah ”akun T atau T account”. Akun ini berbentuk dua kolom. Terdapat tiga bagian pokok dari akun ini yakni : identitas dan nomor akun, bagian untuk mencatat penambahan jumlah akun dan bagian untuk mencatat pengurangan akun. Perhatikan contoh format berikut ini :
Nama Akun
Debet


Kredit
Atau :
    Nama Akun :......                                                                               Nomor Akun : ......
TGL
KET
Ref
DEBET
TGL
KET
Ref
KREDIT

































Keterangan :
Nama Akun : diisi dengan nama akun yang digunakan oleh perusahaan.
Nomor Akun : diisi dengan kode akun yang bersangkutan
Tgl             : diisi dengan tanggal terjadinya transaksi
Ket            : diisi dengan jenis transaksi yang terjadi
Ref.           : merupakan kolom referensi, diisi dengan nama dan nomor halaman buku dari mana data 
                    yang bersangkutan dipindahkan.
D/K           : diisi dengan jumlah debet atau kredit dari transaksi yang terjadi.

Contoh :
KAS
Debet
Saldo                           40.000.000
Penjualan Tunai          13.000.000
Penerimaan Piutang     7.000.000

Total                            60.000.000
SALDO                        27.000.000
Kredit
Pembelian Peralatan        15.000.000
Angsuran Utang                 6.000.000
Prive                                   4.000.000
Biaya-Biaya                        8.000.000
Total                                 33.000.000


Bentuk Akun 3 Kolom
Format dari akun ini adalah sebagai berikut :

  Nama Akun :......                                                                                     Nomor Akun : ......
TGL
KET
Ref
DEBET
KREDIT
SALDO

























Contoh :
Akun:  Kas                                                                                     Nomor Akun : 110
TGL
KET
Ref
DEBET
KREDIT
SALDO
01/1/2018
Saldo awal
JU-1
40.000
-
40.000
05/1/2018
Pembelian alat
JU-1
-
15.000
25.000
08/1/2018
Penjualan tunai
JU-1
13.000
-
38.000
11/1/2018
Angsuran utang
JU-1

6.000
32.000
10/1/2018
Penerimaan Piutang
JU-1
7.000
-
39.000
20/1/2018
Prive
JU-1

4.000
35.000
25/1/2018
Biaya-Biaya
JU-1

8.000
27.000

Bentuk Akun 4 Kolom
Format dari akun ini adalah sebagai berikut :
Nama Akun :......                                                                                        Nomor Akun : ......
TGL
KET
Ref
DEBET
KREDIT
SALDO
DEBET
KREDIT






















Contoh :
Akun:  Kas                                                                                     Nomor Akun : 110
TGL
KET
Ref
DEBET
KREDIT
SALDO
DEBET
KREDIT
01/1/2018
Saldo awal
JU-1
40.000
-
40.000
-
05/1/2018
Pembelian alat
JU-1
-
15.000
25.000
-
08/1/2018
Penjualan tunai
JU-1
13.000
-
38.000
-
11/1/2018
Angsuran utang
JU-1
-
6.000
32.000
-
10/1/2018
Penerimaan Piutang
JU-1
7.000
-
39.000
-
20/1/2018
Prive
JU-1
-
4.000
35.000
-
25/1/2018
Biaya-Biaya
JU-1
-
8.000
27.000
-

Penggolongan Akun
Pada dasarnya akun-akaun yang dalam perusahaan dapat digolongkan menjadi dua, yakni akun-akun riel dan akun-akun nominal. Akun-akun riel merupakan akun-akun yang merupakan unsur-unsur laporan neraca, sedangkan akun-akun nominal merupakan akun-akun yang merupakan unsur-unsur laporan laba rugi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini :

Akun Riel (Riel Accounts)
Akun riel dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni :
#1. AKTIVA (Assets). Dilihat dari periode pemanfaatannya dalam memperoleh pendapatan, assets digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
1.   Aktiva Lancar (current Assets), yakni aktiva yang memiliki masa manfaat dalam rangka memperoleh penghasilan tidak lebih dari satu periode akuntansi. Artinya aktiva jenis ini memiliki sifat mudah dicairkan dalam bentuk uang kas, demikian pula sebaliknya. Contoh : kas, surat berharga, piutang, persediaan barang dagangan dan lain-lain.
2.   Aktiva Tetap (Fixed Assets) yakni aktiva yang memiliki masa manfaat dalam rangka memperoleh penghasilan lebih dari satu periode akuntansi. Contoh tanah, gedung, perlatan, kendaraan.
3.   Aktiva Tetap Tidak Berujud (Intangible Assets) yakni aktiva yang secara substansial tidak memiliki bentuk fisik, tetapi ikut serta berperan dalam memperoleh penghasilan perusahaan. Aktiva jenis ini biasanya memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contoh : goodwill.
#2. Kewajiban (Liabilities) adalah sesuai yang harus diselesaikan di masa depan, dengan pengorbanan aktiva perusahaan, sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban dikelompokkan menjadi dua yakni :
1.   Kewajiban Lancar (current liabilities) yakni kewajiban yang jangka pelunasannya tidak lebih dari satu periode akuntansi. Contoh : utang dagang, utang gaji, utang beban.
2.   Kewajiban jangka panjang (long terms liabilities) yakni kewajiban yang jangka pelunasannya lebih dari satu periode akuntansi. Contoh utang hipotek, utang bank, utang obligasi.
#3. Modal Pemilik (Owners Equity), adalah hak milik pemilik perusahaan. Jumlah ini diperoleh dengan cara aktiva dikurang dengan kewajiban. Ekuitas ini sering juga disebut dengan aktiva bersih (net assets)

Akun Nominal (Nominal Accounts)
Akun nominal dibedakan menjadi dua kelompok, yakni :
1.   Pendapatan (Revenue), yakni akun yang digunakan untuk menampung penghasilan perusahaan selama satu periode akuntansi. Contoh : pendapatan jasa, penjualan, pendapatan bunga, pendapatan deviden, pendapatan sewa dan lain-lain.
2.   Beban (Expense) adalah akun yang digunakan untuk menampung beban-beban yang terjadi dalam satu periode akuntansi. Contoh : harga pokok penjualan, beban administrasi dan umum, beban pemasaran.

Pengkodean Akun
Untuk mempermudah proses pencatatan, akun pada buku besar perlu diberi kode atau nomor. Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi akun-akun tersebut berdasarkan atas dokumen.
Pemberian nomor kode diberikan sesuai dengan jumbah dan kebutuhan akun yang terjadi dalam perusahaan. Dasar pemberian kode adalah berdasarkan pada kelompok akun yang terjadi dalam perusahaan. Secara garis besar kelompok akun yang ada dibedakan menjadi lima kelompok yakni :
1.   Kelompok Harta, diawali dengan kode : 1
2.   Kelompok Utang, diawali dengan kode : 2
3.   Kelompok Modal, diawali dengan kode : 3
4.   Kelompok Pendapatan, diawali dengan kode : 4
5.   Kelompok Beban, diawali dengan kode : 5

Berikut ini diberikan contoh sederhana tentang pemberian kode akun buku besar:
1000   Nomor kelompok harta
1100  Nomor golongan harta lancar
1110..Nomor sub golongan kas
1111    Kas Umum  ( Kas )
1112    Kas Kecil
1113    Selisih Kas
112..Nomor sub golongan surat berharga :
1121Saham-saham
1122Obligasi
113..Nomor sub golongan piutang
1131Piutang wesel
1132Piutang dagang
dan seterusnya

1200. Nomor golongan harta tidak lancar
1210  Nomor sub golongan investasi jangka panjang :
1211    Investasi-Saham PT UNTUNG
1212    Investasi-Saham PT SINAR TIMUR
1221  Nomor sub golongan aktiva tetap berwujud  :
1221    Tanah
1222    Gedung
1223    Akumulasi Penyusutan Gedung
1224    Mesin-mesin
1225    Akumulasi Penyusutan Mesin-mesin
         dan seterusnya
1231   Nomor sub golongan aktiva tetap tidak berwujud     :
1231    Goodwill
1232    Hak Paten
1233    Merk Dagang
        dan seterusnya
1251   Nomor sub golongan harta lain-lain            :
 1251 Gedung Dalam Proses Penyelesaian

2000     Nomor kelompok Utang
2100     Nomor golongan utang lancar :
2101    Utang Wesel
2102    Utang Dagang
2103    Utang Gaji
2104    Utang Pajak
        dan seterusnya
2200  Nomor kode golongan Utang jangka panjang :
2201    Utang Wesel Jangka Panjang
2202    Utang Hipotik
2203    Utang Obligasi
        dan seterusnya

3000 Nomor kode kelompok EKUITAS
3001    Modal Saham
3002    Agio Saham
3003    Modal Sumbangan
3004    Laba belum dibagi

4000 Kelompok Pendapatan Usaha
4001     Pendapatan Jasa atau Penjualan
4002     Retur Penjualan dan Potongan Harga
4003     Sales Discount

5000 Nomor kode kelompok beban usaha
5100   Nomor kode golongan harga pokok penjualan   :
5101   Pembelian  ( untuk perusahaan dagang )
5102   Biaya Angkut Pembelian

5103   Retur Pembelian dan Pengurangan Harga

5104   Potongan Pembelian
5200   Nomor kode golongan beban penjualan :
5201    Beban Gaji Pegawai Bagian Penjualan
5202    Beban Iklan
5203    Beban Asuransi Bagian Penjualan
5204    Beban Angkut Penjualan
5205    Beban Perlengkapan Toko
          dan seterusnya

5300     Nomor kode golongan beban administrasi dan umum             :
5301    Beban Gaji Pegawai Kantor
5302    Beban Perlengkapan Kantor
5303    Beban Listrik, Air dan Telepon
5304    Beban Penyusutan Peralatan Kantor
5305    Beban Penyusutan Gedung Kantor
  dan seterusnya
6000 Nomor kode kelompok pendapatan dan beban di luar usaha
6100     Nomor kode golongan pendapatan di luar usaha         :
6101    Pendapatan Bunga  ( untuk perusahaan yang bukan bank )
6102    Pendapatan Sewa  ( dalam perusahaan dagang )
6103    Laba Penjualan Surat Berharga  ( sebagai investasi jangka pendek )
6104    Laba Penjualan Aktiva Tetap
        dan seterusnya            
7100     Nomor kode golongan beban di luar usaha      :
7101       Beban Bunga
7102       Rugi Penjualan Surat Berharga
7103       Rugi Penjualan Aktiva Tetap
         dan seterusnya

Semoga bermanfaat….!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi

Tantangan Bisnis di Era Modern

Oleh: Winarto Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang untuk menghasilkan keuntungan dengan cara menyedi...